Laman

Sabtu, 26 Juli 2014

Jatuh Cinta Diam-diam



 Jatuh Cinta Diam-diam

              Jatuh cinta adalah rasa dimana kita akan bahagia, bahagia saat melihat senyum dia, bahagia saat bertemu dengannya atau bahkan cuma disapa"hai" aja bisa bahagia, itulah kekuatan cinta. tapi kadang jatuh cinta juga bisa bikin menderita. Termasuk dalam jatuh cinta diam-diam, entahlah apa motivasi orang yang jatuh cinta diam-diam sungguh kuat imannya untuk melihat orang yang dicinta dekat sama orang lain atau bahkan main dengan teman sendiri.

Dalam hal mencintai diam-diam banyak resiko yang akan dihadapi;


1.      Cemburu Tapi Gak Ada Status
ketika kita jatuh cinta dengan orang lain, apalagi dalam konteks diam-diam maka biasanya ada rasa cemburu didalam dada. Cuma karena lihat orang yang kita cinta balas chat operator aja kadang bisa bikin cemburu. Cemburu emang gak baik, apalagi cemburunya ke bukan siapa-siapa kita. Maka ungkapkanlah rasa cinta kita ke dia. Biar kalau cemburu tinggal tembak pake peletokan.

2.      Gak Akan Ada Kontak Fisik
Biasanya saat kita jatuh cinta ke seseorang, selalu ada rasa ingin pegang tangannya, pengen belai rambutnya, pengen bukain bajunya. Oke, yang terakhir konyol. Tapi sebagian orang pasti pernah atau bahkan mau melakukannya. Saat kita berusaha untuk pegang tangannya tapi kta bukan siapa-siapa bersiaplah untuk menerima kartu merah dan diusir dari pertandingan merebut hatinya. Tapi gue punya tips nih, saat lagi berdua kecup kening dia langsung bilang; tak perlu kamu mencari bahagia, sebab aku akan menciptakannya untukmu. duduklah disampingku, biar kita rekatkan itu dengan cinta. Kalau digampar mungkin itu efek muka.

3.      Dia Gak Akan Tahu Perihal Perasaan Kamu
Namanya juga cinta diam-diam mana mungkin dia tahu tentang perasaan kamu, kalau dia dukun sih ya gak usah diungkapin perasaan kamu itu. Tapi kalau dia manusia biasa cepet deh tembak, jika takut ditolak tembaknya pakai pistol air aja. lebih baik sih ungkapin, urusan ditolak atau enggak itu belakangan kalaupun ditolak kan bisa cari yang lain.

4.      Makan Hati
kalau mau cepet kurus, jatuh cinta diam-diam aja, cuma makan hati enggak ngenyangin kok.

Kira-kira begitulah, mungkin jatuh cinta diam-diam merupakan cinta sendirian, hanya berteman harapan-harapan dan doa, pada akhirnya menikmati luka di tempat gelap pekat sendiri. Ada kebahagiaan tersendiri ketika mencintai diam-diam yaitu banyaknya aksara yang dapat dituliskan karena isi kepala hanya dipenuhi oleh dia yang sangat dipuja-puja. Ada sebab kenapa tak mengungkapkan yaitu perihal jawaban, jadi lebih baik mencintai diam-diam daripada setelah diungkapkan malah dijawab dengan diam. Apakah elo pernah mencintai diam-diam?!

Bagaimana, masih jatuh cinta diam-diam? Atau lagi merasakan jatuh cinta diam-diam. Gimana rasanya?

             Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatan nya dengan perasaan hati yang tidak tersampaikan. Orang yang jatuh cinta diam-diam selalu bertingkah seperti seorang ‘Penguntit.’ Kenapa gue bilang ‘Penguntit?’ ya.. karna orang yang jatuh cinta diam-diam pasti dan pernah melakukan yang namanya ‘Penguntit.’ Kita ambil contoh seperti berikut.

Misalnya : Anda atau kalian pasti pernah saat menjelang jam pulang sekolah, kampus,atau kantor melihat ke arah jendela kelas atau ruangan kantor , agar kalian bisa melihat cewek/cowok yang kalian taksir kan? Jujur aja deh.. hehe^^ sebab itu kenapa gue sebut orang yang jatuh cinta diam-diam sebagai ‘Penguntit.’

               Hampir semua orang yang jatuh cinta diam-diam pernah menelepon atau chatting dengan orang yang mereka taksir dan langsung menutup teleponnya atau endchat kalau sedang chatting. Hal yang paling membedakan paling hanya jam mereka menelepon atau chatting. Kita ambil contoh ini pengalaman pribadi gue sendiri dan temen gue.

             Waktu itu di malam minggu, ketika temen gue lagi menginap. Suasana lagi berada di kediaman rumah gue, tepatnya dikamar gue yang berukuran kurang lebih 4x3 meter. Kalian jangan ngeres dulu ya, gue dan temen gue ini tidak kelainan kok. Kita hanya Cuma ngopi-ngopi unyu.^^
Temen gue yang satu ini bernama atau sebut saja dia Khosim. Khosim ini orangnya baik, lucu, suka ketawa nggak jelas. Yang gue bingung ‘dia tertawa tapi apa yang dia tertawakan?’ sedangkan gue dan anak anak lain nya tidak sedang melawak. Entahlah… tapi ada satu hal yang nggak gue suka dari dia, suka ‘Keceplosan’ kalau kita punya rahasia sama dia pasti kebongkar rahasia kita sama dia di depan anak-anak lainnya. Ngeselin nggak? Ngeselin sih menurut gue haha. Tapi walau bagaimana pun juga dia sahabat gue yang paling deket deh, care lah pokoknya sama gue dan anak-anak lainnya. Terkadang gue sama dia disebut adik dan kakak. Ya.. karna gitu, gue dan khosim ini mempunya rambut yang sama,  ‘kribo’ atau keriting ikal nggak jelas gitu deh. Well.. lanjut ke cerita.

             Jadi Khosim Menelepon Gebetan atau cewek yang ditaksirnya sehabis makan dan ngopi di kamar gue. Gue masih inget mukanya yang bersinar terang ketika teleponnya dijawab oleh gebetan atau cewek yang dia taksirnnya. Dia langsung menutupnya, tentu, tapi gue tidak bisa lupa bagaimana senyuman itu bisa terus ada sampai kita mau tidur, dia bilang, ‘Suaranya ternyata bagus banget loh mot’. (mot panggilan nama gue sehari-hari lebih lengkapnya Chemot, bukan cewe motor loh yah -_-)

             ‘Emangnya lo belom pernah denger suaranya?’ Tanya gue.
              

              ‘Belom Sejelas dan sedekat tadi.’

               Khosim lalu tidak bisa tidur.



              Gue sendiri menelepon gebetan gue, atau cewek yang gue taksir. Dua kali nada sambung kemudian dia chat gue atau bbm. Dan kalian tahu nggak dia bbm gue apa? Nih gue kasih percakapan gue dengan dia di bbm:

‘Speaker hp gue rusak seha, harus pake headset dan ga ada headset hehe ada apa emang? Di bbm juga gapapa kok’

               Jegggggeeeeeeeerrrr! Spontan gue langsung murung dan sesekali masang muka melas.

SEWAKTU menginap di rumah gue, sebelum tidur, Khosim bertanya, ‘Lo nyadar gak sih mot, gimana cewek yang kita suka pasti gak pernah suka sama kita?  Kenapa sih kita harus suka sama cewek yang kaya gitu? Kenapa gak dengan orang yang emang pasti mau sama kita?’

                   ‘Emang ada yang suka sama kita?’ Tanya gue.

                   ‘Yaaaaah, seandainya ada gitu.’

                   ‘Gak tau deh, mungkin karena kita juga diam-diam?’ jawab gue gak yakin.

                   ‘Gue capek, Mot.’ Khosim menaruh tangannya di belakang kepala. ‘Gue capek kayak gini terus. Gue pengen dia tau apa yang gue rasain.’

                  Gue lalu tiduran di kasur gue. Khosim tiduran di kasur sebelah gue. Gue diem, Khosim juga diem. Sesekali Khosim dan gue memandang ke arah telepon. Kita seperti punya keterikatan batin malam itu. Malam  itu kita  tidur berdampingan seperti dua orang lelaki yang punya disorientasi jenis kelamin.

Ya begitulah.



                     Orang yang jatuh cinta diam-diam selalu menunggu waktu yang pas untuk ngomong ke dia. Semakin gue ingin terus-menerus mengulur waktu. Mengulur lagi, lagi, lagi dan lagi. Malah ketika gue rasanya sudah pas, malah tidak sesuai harapan. Gue hanya bisa berharap ada badai menyapu bersih semua yang ada di ruangan yang sekarang gue berada.

                    Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya selalu melamun dengan tidak pasti. Memandang waktu yang berjalan dengan sangat cepat dan menyesal semua perbuatan yang tidak mereka lakukan dulu. Orang yang jatuh cinta diam-diam harus bisa melanjutkan hidupnya dalam keheningan.

                    Orang yang jatuh cinta diam-diam pasti pernah berdo’a di dalam hatinya seperti ini:
‘Ya Tuhan… semoga dia peka, dan mau sama saya.’
Dan pada akhirnya do’a tersebut tidak terkabul. Dan orang yang jatuh cinta diam-diam berdo’a lebih Realistis. ‘Semoga dia bahagia dengan siapa pun yang dia dapatkan nanti.’

                    Orang yang jatuh cinta diam-diam tahu dengan detail semua informasi orang yang dia taksir. Kalau kata anak ciledug mah ‘Stalker.’ Walaupun mereka belum pernah bertemu atau sudah pernah bertemu walau hanya sekali.  Terkadang pernah ‘Face-To-Face’ dengan dirinya dan tidak menggunakan kesempatan berharga itu untuk ngobrol dengan dirinya. Jangankan buat ngobrol, tegur sapa saja tidak. Disaat kita ‘Face-To-Face’ atau Berpapasan, kita akan berpura-pura tidak melihat, hingga beberapa langkah ke depan, kita akan membalikkan badan kita dan melihat punggung orang yang kita taksir  menjauh. Anehnya, ketika kita ‘Face-To-Face’ atau Berpapasan, disitu momen kita merasa deket sama dia atau orang yang kita taksir. Dan hanya dengan beberapa langkah kemudian, kembali merasa jauh.

Kalian pernah mengalami seperti yang di atas kan?! Pasti pernah lah, jujur lagi deh…. Hehe

                   Dan pada akhirnya orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendo’akan. Kebanyakan dari kita hanya bisa mendo’akan setelah capek berharap. Pengharapan yang sudah ada dari dulu, semenjak kita bertemu dengan orang yang kita taksir. Yang tumbuh dari mulai kecil sekali, hingga makin lama makin besar, semakin lama semakin jauh. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan.

                     Terkadang yang kita ingingkan bisa jadi yang kita sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya, yang kita butuhkan hanyalah merelakan.
‘Apakah kita harus  berlarut dengan kata “Diam-Diam”?’
‘Apakah kita merelakan dia atau kita mengusahakannya agar dia tahu kalau kita jatuh cinta kepadanya?’
‘Apakah dia berhak tahu yang kita rahasiakan “Diam-Diam” selam ini?’
‘Apakah kita harus pesimis atau optimis mengejar dia?’

Hmm….. Entahlah, sampai saat ini gue sendiri belum tahu apa yang harus gue lakukan?

Yang gue tahu, orang yang jatuh diam-diam itu hanya “Bisa,” seperti yang mereka atau kita selalu lakukan yaitu, “Jatuh Cinta Sendirian.

“I don’t know but I believe. That Something are mean to be, and that you’ll make a better me. Every day  I love you.  I never thought that dreams come true. But you showed me that they do. You know that…? I learn something now. Every day I love you. Cause I believe that destiny’s out of our control, and you’ll never live until you love with all your heart and soul. It’s a touch when I fell bad, It’s a smile when I get mad, and all the things I have.
Every day I love you. If I ask you, will you say yes..? Together we’re the very best. I know that I’m truly blessed. Every day I love you. And I’ll give you my best. Every day I love you.”

Ngarti kaga? Translated deh hehe^^

Jadi tulisan yang di atas itu memang dari pengalaman pribadi gue dan temen gue yang membantu sharing-sharing tentang pengalam pribadinya, disini gue menulis sedikit ada yang gue vermak ya tentunya biar lebih jelas aja buat pembaca. Sekian dari gue, mohon maaf kalau tulisan nya jelek atau kurang rapih. Ya… maklum gue hanya penulis kawakan atau amatir yang sedang belajar, okeh selamat membaca, dan semoga bermanfaat, dan tunggu tulisan gue selanjutnya. Wassalam

“Seha Kurniawan”

Sabtu, 12 Juli 2014

      Era Internet Dan Sosial Media


Selamat Membaca Semua. Dah Pada Kenal Sama Gua..?? Kalo Belum Kenal,Kenalin Gue Seha Dari Ciledug.
Ya Gua Bukan Nya Sombong Ya, Gua Tinggal Di Daerah Orang-Orang Kaya. “Kaya Apaan?” Kaya lu hehe Nggak-Nggak Lu Mah Susah Nggak-Nggak..
Beneran Gua Tinggal Di Kalangan Orang-Orang “Kaya” Semua, Tapi Gua Nggak.
Ya kalo Jalan-Jalan,  Temen-Temen Gua Pada Bawa Mobil, Minimal Motor.  Kalo Gua Nggak! Bawa Keluarga J Kadang-Kadang Bawa Timbel, Bawa Sambel, Bawa Lalapan hehe.
Ya Tepatnya Yang Lain Jalan-Jalan Liburan, Kalo Gua Nggak, Buka “Chatering “hehe^^
Dan Temen-Temen Gua Tuh, Gua Kadang Tuh Suka “Minder”. Karna Dia Gitu, Barangnya Mahal-Mahal, Baju Mahal, Celana Mahal, Cuma Gua Nggak Sirik. Karna Gua Tau, “KEBAHAGIAAN ITU NGGAK DI HITUNG DARI MATERi”.
Temen Gua Tuh Barangnya Selalu “Up To Date”. Kaya Misalnya Gadgetnya Tuh “Canggih-Canggih”. Jaman Sekarang Tuh “Tekhnologi” Udah Makin Canggih. Jaman Dulu “Handphone” Cuma Bisa “Nelpon” Sama “Sms”. Sekarang Udah Bisa “Internetan”.
Dulu Gua Kalo Mau “Internetan”, Harus Ke Warnet. Dikit-Dikit Ke Warnet, Dikit-Dikit Ke Warnet, Kalo Sekarang “Praktis” , Dikamar Juga Bisa. Ya Kan Di Kamar Gua Ada Warnet^^
Dulu Tuh “Handphone” Salah Satu “Tekhnologi” Yang “Sensitif”. Gampang Rusak.
Kena Virus Dikit Rusak, Kena Air Dikit Rusak, Kalo Sekarang “Handphone” Udah Kebal-Kebal Dah Kuat-Kuat. Ada “Handphone” Anti  Virus, Anti Air, Anti Debu, Bahkan Ada Anti Gores, Anti Pecah, Anti Banting,  “Mungkin” Ada Lagi “Anti Septic”, “Anti Acne”, “Anti  Aging”, “Anti Selip” hehehe.
Enak Tuh Kalo Ada “Handphone Anti Selip”, Kalo Yang Biasa Kan Ada Telpon Masuk Bunyinya “Kriiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnngggggggggg” Gitu kan…? Tapi Kalo “Anti Selip” Nggak. “semmmmriiiiwwwwing”^^
Ada Juga Sekarang “Tekhnologi Smart Phone”(Handphone Pintar) Ya Kadang-Kadang Lebih Pintar Dari “Penggunanya”.
Iya, Temen-Temen Gua Gitu. Punya “Smart Phone” Cuma Kalo Lagi “kesasar”, Udah gitu Nggak Tau Jalan, Dia Malah Bela-Belain Nyari “Polisi” Buat Di Tanyain Alamat. “kan Aneh”….  Ngapain Nanya “Polisi”, Kan Dia Punya “Handphone Pintar”. Ya Pake “GPS” Lah… Buat Cari Alamat. Alamat Apah?? Ya Alamat Kantor “Polisi” Biar Puas Nanya nya. :D
Tapi Gak Semua Orang Bisa Menikmati Dan Melakukan Apalah Itu Namanya Hmm….. Gak Semua Orang Bisa Menggunakan “Tekhnologi” beuuuhhh… Misalkan Tadi Alat “GPS”.
“GPS” Tuh Udah Dimana Aja Ada. “Di Gadget, Di Handphone, Di Mobil, Bahkan Di Taxi Itu Udah Ada “GPS” nya”.
Ya Tapi Gitu, Yang Udah Gua bilang Tadi. “Nggak Semua Orang Bisa Menggunakan GPS”.
Kaya Gua Waktu Tempo Hari Pergi Naik Taxi. Ada “GPS”nya, Tapi Tetep Aja. “Nyasar” -_-
Gua Sebagai Penumpang Ya Kesel Ya. Nih Gua Ada Percakapan Gua Dengan Supir Taxi-Nya.


-GUA : “Bang Kok Lu Supir Taxi Gak Tau Jalan?” (Dan Gitu, Tuh Supir Jawabnya Ngeselin)
-SUPIR : “Maaf…. De, Saya Jadi Supir Taxi, Syarat Nya Bukan Tau Jalan, Tapi  Sarjana”  (Jawabnya nya Supir Taxi Dengan Tampang Masa Bodo. Dan Gua Spontan Kaget.)
-GUA : “Wuaaaaanjir Lu.. Itu Ada GPS Bang, Yaudah Pake” (Seru Gue Dengan Nada Bahasa Menyuruh+Kesel )
-SUPIR : “Gak Bisa”(Jawaban Yang Flat Abis Dari Tuh Supir)
-GUA : “Katanya Sarjana…?” (Tanya Gua, Dengan Nada Ngeledek) Lalu Ia Berkata..
-SUPIR : “Maklum Aja, Waktu Saya Kuliah, Mesin GPS Masih Mitos” (Dengan Enaknya Supir Menjawab, Tapi Dia Menjawab Agak Minder/Malu Gitu)
-GUA : “Hahahahahahahahahahhahahahaha” (Gua Ketawa Ngakak Disitu)
Ya, Segitu Aja Ya Percakapan Nya hehe.. Ngeselin Ya?  Kalo Kata Gua Dia Malu Sama Tukang Ojek. Tukang Ojek Nggak Ada Yang Make “GPS” Kan? Tuh Tukang Ojek Tau Hahaha.
Tukang Ojek Nggak Ada Yang Make “GPS”. Tapi Gua Kalo Naik Ojek Nggak Pernah Yang Namanya “Kesasar”. Pasti Nyampe Ketujuan.
Lagian Tukang Ojek  Kalo Nyasar Nggak Butuh “GPS”. Mentok-Mentok  Dia Nanya Tukang Cendol Di Pinggir Jalan. Misalnya Nih Tukang Ojek Lagi Bawa Motor. Dalam Hatinya Berkata (“Wah Nyasar Nih Gua, Wuiiiihh Ada Kang Cendol Tuh, Nah, Sett)
Disini Gue kasih Percakapan Lagi, Si Tukang Ojek Dan Tukang Cendol.
-OJEK : “Bang… ! (Si Kang Ojek Memanggil Dengan Nada Buru-Buru)
-CENDOL : “ Berapa Gelas Bang..?” (Si Kang Cendol Langsung Nawarin Dagangan Nya, Padahal Si Kang Ojek Baru Manggil, Belum Pesan)
-OJEK :  “ Nggak…Nggak Beli, Mau Nanya Jalan, Tau Rumahnya H.Tohir Bang?” (Sambil Cengar-Cengir)
-CENDOL : “Siapa..?” (Nanya Dengan Nada Gak Denger)
-OJEK : “ H.Tohir!!” ( Agak Keras Suaranya)
-CENDOL : “Sebentar, Saya Check GPS Dulu”(Spontan Kang Ojek Kagum)
-OJEK : “ Tau Nggak Bang..?”
-CENDOL : “ Oh Itu Lampu Merah Pertama Belok Kanan, Perempatan Belok Kiri, Nyampe dah” ( Dengan santainya Kang Cendol Menjawab)
-OJEK : “Rumah H.Tohir?” (Kang Ojek Bertanya Dengan Penasaran)
-CENDOL : “Kantor Polisi!!!” (Sambil Nyengir Onta)
-OJEK : “ O_o”

Hehehe, Sudah Sudah yuk Lanjut Lagi Pembahasan Nya J
Dah Gitu Semua Orang Udah “Kecanduan Tekhnologi”, “Kecanduan Internet”. Dan Internet Tuh Selain Punya Banyak “Keunggulan” Dan Juga Ada Jeleknya. Jeleknya Itu Ya.. Membuang-buang Waktu Biasanya.
Dulu “JAKARTA” Sepengetahuan Gua Ya, Kalo Macetnya Tuh Paling Jam Kantor Masuk Doang, Ya Sekitar Jam 7 – Jam 9, Siang Nya Lancar. Kalo Sekarang “JAKARTA” Jam 12 Siang Masih Macet.
Banyak Orang Yang Nyalahin Pemerintah Yang Tidak Bisa “Menata Kota”. Nyalahin Orang Kaya Yang Suka Beli Mobil Semau-Nya.
Padahal Tuh Yang Salah Bukan Mereka. Yang Salah Tuh “KITA”. Karna Ketagihan/Kecanduan Internet. Dulu, Denger Lagu Anak-Anak Kaya Gini .“BANGUN TIDUR, KU TERUS MANDI”.
Sekarang, “BANGUN TIDUR, KU TERUS UPDATE” .  Update Facebook, Twitter, Instagram, Instaon, Instakilo, Instakwintal Semua Timbangan Di Update.
Dan Coba Lu “Pikirin”, Durasi Dari Bangun Tidur Sampai Lu Beresin Semua Update-an Itu Ngabisin Waktu Berjam-jam, “Sebenarnya Itu Yang Membuat Kalian Terlambat Pergi Ke Sekolah, Ke Kampus, Ke Tempat Kerja”. Jadi “JAKARTA” Macet , Jangan Salahin Pemerintah! Tapi Salahin “DIRI SENDIRI YANG NGGAK DISIPLIN SAMA WAKTU”.
Ya Tapi Karna Kecanduan Internet, Juga Kecanduan “Jejaring Sosial/Sosial Media”. Sekarang Tuh Semua Anak Muda Semuanya Yah Kecanduan “Sosial Media”.
Iya Misalkan, Gua Kalo Ketemu Sama Cewek Di Pinggir Jalan, Gua Ajak Kenalan, Pasti Di Cuekin.
Tapi Kalo Gua Ketemu Nya Di Facebook, Gua Ajak Kenalan Pasti Di Ladenin. Kalo Cewek Di Pinggir Jalan Gua Godain Pasti Gua Di Marah-marahin.
Kalo Ketemu Nya Di Facebook, Jangan Kan Di Godain, Di Colek Aja Dia Nggak Marah. Bahkan Dia Ngasih Jempol, “LIKE THIS” hahaha^^ , Kadang-kadang Di Colek Balik, “POKE BACK” Aaaaaaakk… ^^
“Di Antara Lu Semua Masih Ada Yang Main Facebook..?” Facebook Itu Tempatnya Sekarang “Bukan Tempat Sosial Media lagi” Tapi Tempat “PAMER”.
Kaya Temen Gua, Temen Gua Suka Banget Mamerin Barang-Barangnya Di Facebook.  Punya Jam Baru, Di Upload ke Facebook, Punya Sepatu Baru Di Upload Ke Facebook.
Sampai Suatu Hari, Bokapnya “Meningggal”.
Nggak Lama Dari situ Nyokap-Nya (“Nikah Lagi”) Bokap Baru Nya Di Upload Ke Faceboook. :D
Ya Gua Sih Bukan Nya Apa-Apa Ya, Tapi Kasihan Sama Nyokap-Nya -_-
Coba Bayangin Bokapnya Di Upload, Tiba-Tiba Ada Yang “Nge-Download”, Janda Lagi Dia Hahaha.





Sekian Dari Gua, Cerita Gua Hanya Karangan Belaka, Tapi Ada Sebagian Nasihat J Jika Ada Kesamaan Nama, Tempat Dan Kata-Kata Yang Menyinggung, Garing, Dan Apalah Lah itu. Gua Minta Maaf. Ya Intinya Gua Menulis Hanya Mengarang Hehehe. Sekian Dan Terima Kasih ^^

Jumat, 04 Juli 2014

HANYA SEBATAS MENGAGUMI



HANYA SEBATAS MENGAGUMI


Tak pernah terlewatkan pena ini menggoreskan kata indah bagiku tentangmu. “CINTA” ya, itulah kata yang masih asing bagiku. Aku tahu, cinta adalah sebuah rasa kasih sayang, bukan sebuah rasa permainan. Dan di dalamnya perlu sebuah kedewasaan. Aku mengenalmu waktu kita masih sekolah saat SMA. Pertama aku mengenal sosok kamu, yang aku tangkap dari sinyalku adalah decak “kekaguman”. Aku pandang kau sebagai orang yang berbudi pekerti luhur, santun dalam perilaku dan lisan. Dan, entah datangnya dari mana, rasa ini semakin tumbuh subur di hatiku.
Aku tau kita berbeda, kau tak akan pernah punya rasa yang sama denganku. Aku adalah Laki-Laki biasa, dengan penampilan sederhana, dengan paras yang tidak rupawan. Aku tidak pernah berfikir, kelebihan apa yang ada pada diriku, sehingga aku hanya bisa “MENGAGUMI dan MENGAGUMI”.
Dapat melihatmu adalah kenikmatan tersendiri, dapat berbincang walau satu kata denganmu adalah suatu karunia yang terindah. Dan seperti yang terjadi pada waktu itu, kau tersenyum dan mengangguk kepadaku adalah bagaikan suatu mukjizat bagiku.
Tapi, kadang kekecewaan dalam hatiku itu timbul, ketika kau pada waktu itu menulis sesuatu melalui “Sosmed(Sosial Media)” bahwa kau belum bisa bangkit dari masa lalumu dengan Laki-Laki pujaanmu. “Apakah tidak ada orang yang lebih baik darinya di dunia ini??”
Dan terakhir ini aku begitu kecewa ketika kau jarang “Berkomunikasi” lagi denganku. Kau bertanya lewat “Sms/Bbm” tanpa menyebut namaku, kau tak pernah respon pembicaraanku di “Sosmed(Sosial Media)”. Akan tetapi, dengan yang lainnya kau begitu akrab.
Wahai anak Hawa, inilah caraku Mencintaimu, Mencintaimu dengan penuh kekecewaan, aku tak dapat berkata apa apa untuk membela diriku, karena aku mencintaimu dalam diam. Biarlah “Sang Pencipta Hidup” yang mengatur dan waktu yang akan menjawab ini semua. Amin.

  By: Seha Kurniawan